Dunia internet semakin berkembang dengan berbagai efek positif dan negatif. Salah satu efek positifnya adalah ketersediaan informasi kapanpun, dimanapun, dan dalam bentuk apapun. Hal ini juga diikuti dengan efek negatif yaitu rawannya pencurian data personal untuk dipakai oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
Memang banyak pihak ketiga yang menjamin keamanan data kita. Tapi tidak ada salahnya jika kita melakukan 7 langkah berikut untuk mengamankan data pribadi kita.
1. Jangan pernah memberikan informasi pribadi kepada orang lain.
Cara umum dan efektif untuk mendapatkan informasi orang adalah dengan memintanya, baik membeli di kasir retail, bergabung dengan grup online, atau melalui email phishing. Anda dapat mengatakan tidak – terutama jika sulit untuk melihat bagaimana layanan atau transaksi memerlukan informasi tersebut. Dan jangan membagikan atau memberikan informasi rahasia Anda menggunakan email atau melalui telepon (kecuali Anda yang memulai panggilan).
2. Gunakan password yang susah ditebak pada akun dan perangkat digital yang kamu pakai.
Saat membuat kata sandi, pikirkan lebih dari sekadar kata atau angka yang dapat dengan mudah diketahui oleh penjahat dunia maya, seperti hari ulang tahun Anda. Pilih kombinasi huruf kecil dan besar, angka, dan simbol dan ubah secara berkala. Juga lebih baik membuat kata sandi unik daripada menggunakan kata sandi yang sama di beberapa situs—alat pengelola kata sandi dapat membantu Anda melacak.
Ponsel, laptop, dan tablet mudah hilang atau dicuri. Jika Anda tidak menggunakan kata sandi untuk masuk, maka pencuri memiliki akses instan ke semua data Anda.
3. Perhatikan konten-konten pribadi yang akan kalian bagikan di media sosial.
Kita semua memiliki satu teman yang memposting terlalu banyak detail intim tentang kehidupan mereka secara online. Hal ini tidak hanya dapat mengganggu, tetapi juga dapat membahayakan informasi pribadi Anda. Periksa pengaturan privasi Anda sehingga Anda mengetahui siapa yang melihat postingan Anda, dan berhati-hatilah saat memposting lokasi, kota asal, tanggal lahir, atau detail pribadi lainnya.
Ingatlah, ada banyak hacker di luar sana yang meretas akun orang lain melalui rangkain informasi-informasi yang dirangkai dari postingan media sosial.
4. Perhatikan keabsahan dan keamanan link atau lampiran link sebelum diklik.
Pasti kita semua sudah familiar dengan link-link undian berhadiah atau gratis kuota internet dari pemerintah. Cek baik-baik link dan kebenaran informasinya sebelum mengunjungi situs-situ tersebut.
Penjahat dunia maya memiliki sifat licik dan sering kali membuat penipuan phishing mereka agar terlihat seperti komunikasi yang sah dari bank, perusahaan utilitas, atau entitas korporat resmi lainnya. Hal-hal tertentu seperti kesalahan ejaan atau alamat email yang berbeda dari pengirim biasa dapat menjadi petunjuk bahwa email tersebut adalah spam.
5. Hindari penggunaan WiFi umum untuk hal-hal penting.
Sebagian besar jaringan Wi-Fi umum yang bersifat gratis hanya memiliki sedikit langkah keamanan. Hal ini berarti orang lain yang menggunakan jaringan tersebut dapat dengan mudah mengakses aktivitas Anda. Anda harus menunggu sampai Anda berada di rumah atau berada di jaringan yang aman dan dilindungi kata sandi sebelum melakukan aktivitas-aktivitas penting seperti transaksi perbankan dan jual beli online.
6. Gunakan aplikasi keamanan untuk perlindungan tambahan dan update secara berkala.
Instal perangkat lunak anti-virus, perangkat lunak anti-spyware, dan firewall. Untuk perlindungan tambahan, Anda mungkin ingin mempertimbangkan asuransi cyber, yang dapat membuat Anda dan keluarga tetap aman jika Anda menjadi korban serangan cyber.
Selain itu, jangan lupa untuk selalu rutin memperbarui versi aplikasi yang Anda gunakan. Pihak vendor aplikasi selalu memperbaiki protokol keamanan dan perbaikan bug (error) pada setiap versi baru aplikasi.
7. Gunakan fitur two-factor autentication pada akun bank dan email.
Pihak perbankan sudah banyak menerapkan metode ini untuk transaksi-transaksi melalui perangkat digital. Kita juga bisa menerapkannya di akun email atau akun-akun lain yang mungkin perlu diamankan dengan metode ini. Contoh aplikasi two-factor authentication adalah LastPass dan Authy.
Ada satu kutipan tentang privasi data dari Katharine Jarmul yaitu "Privacy is about consent. It's about awareness. It's about understanding and transparency."
Dunia internet akan menjadi tempat memperoleh informasi yang aman jika kita jeli untuk menghindari bahaya pencurian data. Tanggal 28 Januari adalah hari perlindungan data pribadi internasional. Di Indonesia, perlindungan data pribadi masih menjadi hal penting yang perlu diperhatikan oleh semua pihak khususnya pemilik data.
Semoga artikel kali ini bermanfaat untuk kalian semua. Jangan lupa share di media sosial kalian agar kita bisa sama-sama meningkatkan awareness dan understanding terkait keamanan data pribadi. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.
30 Komentar
Tambahan mungkin, pakai VPN jika menggunakan WIFI di tempat umum. Terimakasih ulasan artikelnya, sangat informatif :))
BalasHapusTerima kasih atas sarannya... Tukang Catat lupa dengan penggunaan VPN hehehe :)
HapusWah keren banget nih tipsnya. Saya tuh sering lupa kalau pakek wifi umum
BalasHapusJangan lupa-lupa lagi ya Kak... :)
HapusPerlindungan data pribadi memang menjadi topik yang hot belakangan ini. Di perusahaan pun sedang banyak fokus dan concern ke arah ini, termasuk juga pemerintah. Berkutat dengan ISO27001 lama-lama kenyang juga mencerna informasi tentang perlindungan data pribadi. Hahaha... Walaupun demikian, kadang sebagai orang awam kita bisa lengah atau malah malas untuk terlalu berhati-hati di dunia siber.
BalasHapusTopik perlindungan data memang harus jadi perhatian bersama agar ada aksi kerjasama yang bisa membuahkan hasil yang baik. :)
HapusJnagan ikut trand yang menyebarkan info pribadi. Bisa jadi tambahan mungkin
BalasHapusKadang-kadang FOMO (Fear of missing out) buat kita lengah khususnya untuk hal-hal yang menyangkut data pribadi.
Hapustips yang sangat bermanfaat, karena data pribadi harus di jaga sebaik2nya agk tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
BalasHapusYup, semoga artikel ini bisa membantu :)
HapusDewasa ini privasi data memang penting sih untuk dijaga. Salah satunya media sosial yg kalau kita tidak bisa jaga2 dari tangan-tangan 'jahil', bisa-bisa mereka bobol akun medsos untuk dijadikan kambing hitam.
BalasHapusSelain itu, saya juga ingat kasus Facebook yg kabarnya data pribadi penggunanya dijual. Jadi, kalau bikin akun baru biasanya saya tidak isi form pendaftaran sedetil mungkin. Yaa paling cuma diplesetkan sedikit supaya data kita tidak sama persis. :'D
Istilah anak jaksel katanya Overshared. Kita harus jadi 'pelit' untuk urusan data pribadi biar tidak jadi boomerang di masa depan. :)
HapusWah artikelnya sangat bermanfaat dan informatif kak. Aku nggak kepikiran poin yang nomer 5 sejujurnya. Jadi kudu lebih hati-hati kalau pake akses wifi umum ya.. Thanksnya tipsnya!
BalasHapusKalau memang terdesak butuh internet tapi paket data lagi seret mending minta tethering ke sahabat terdekat :)
Hapuskeren, bermanfaat banget ilmunyaa, bener ni wifii yaaa aktif trs dirumah dan dkantor kdg tersambung otomatiss.. maksih infonya kaka
BalasHapusSama-sama Kakak. Jangan lupa untuk matikan Wifi kalau tidak ada di tempat umum ya :)
HapusKsalahan yg kulakukan dan masih blm kuperbaiki adalah menggunakan password yg sama untk banyak akun. Habisnya gmana, kalo banyak pasword nanti malah lupa. Mg aja dah akun ku gk ada yg kena hack
BalasHapusDulu juga Tukang Catat pakai password yang sama untuk semua akun. Tapi sekarang Tukang Catat sudah pakai cara baru untuk ingat password berbeda di tiap akun. Caranya adalah catat password di satu buku catatan rahasia biar tidak lupa. Mungkin bisa dicoba :)
Hapussepakat, semakin banyak ya orang yang jahat, tapi orang baik juga semakin banyak sih
BalasHapusdaripada merutukinya lebih baik kita jaga-jaga ya kak, beberapa teman saya sudah kena hacker ini, jadi lebih waspada jadinya
Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelaku tetapi juga karena ada kesempatan. Semoga artikel ini bisa membantu :)
HapusBiasanya link spam yang membuat kita terkecoh. Pinginnya tau isi linknya apa eh.. malah terkena jebakan batman. :-D
BalasHapusGoogle menyediakan sebuah situs untuk mengecek sebuah link aman atau tidak. Nama situsnya Google’s Safe Browsing Diagnostic. Tinggal masukkan link yang ingin dicek dengan format berikut :
Hapushttps://www.google.com/safebrowsing/diagnostic?site=nama_link
Contoh :
http://www.google.com/safebrowsing/diagnostic?site=https://www.course-notebook.com
Kalau ada centang hijau berarti situs aman untuk dikunjungi. Tapi pastikan jangan sampai mengisi informasi pribadi seperti info kartu perbankan, identitas diri, dan password ya... :)
no 5 masih suka banget aku lakuin kak, tapi sekarang kapok gara gara akun yang terhubung suka ke hack
BalasHapusTerima kasih sudah diingatkan lagi lewat posting ini tentang pentingnya menjaga data pribadi. Saya sebenarnya termasuk orang yang sangat hati-hati, saking hati2nya tiap link yang dikirim orang saya anggap spam dan tidak pernah saya buka.
BalasHapusSaya suka daftar buat akun2 gitu.... tapi saya seringnya password nya sering sama... kalau setiap akun paswony berbeda dengan tingkatkan yang sulit kan jadi mudah lupa wak
BalasHapusThanks kak sudah sharing dan diingatkan untuk melindungi data kita. Kita harus lebih waspada untuk ini. Apalagi iya banget sih, kadang masih suka lupa pake wifi umum untuk hal penting huhu
BalasHapuswah.. trimakasih udah sharing yaa.. informasi yg sangat bermanfaat nih bagi kita supaya data digital kita tidak dicuri..
BalasHapusterimakasih telah berbagi.. silahkan mampir ke blog saya tegaraya.com
Terima kasih infonya kk. Apalagi sekarang marak banget pencurian data yang nggak kita sadari
BalasHapusHarus sering update info personal ..ini yg terkadang diabaikan.thanks for sharing
BalasHapus" Gunakan password yang susah ditebak pada akun dan perangkat digital yang kamu pakai "
BalasHapusyang udah-udah pasti lupa password. niatnya melindungi data diri tapi malah jadi nyusahin diri sendiri hehehe.
thank you tipsnyaa